RSS
Facebook
Twitter

Kamis, 28 Agustus 2014

7 Golongan Yang Mendapat Perlindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Oleh Umm Nailah (Kajian Tematik DPW Iqro Sydney, 13 Maret 2013)
Teriknya matahari di dunia biasa dihindari dengan cara berteduh, menggunakan payung, memakai alas kaki, mengoleskan krim anti UV dan lain sebagainya. Padahal kita sebagai muslim yang mempercayai hari kebangkitan, mengetahui bahwa panasnya dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan gegap gempita yaumil akhir. Bagaimanakah kita bisa mencari perlindungan?
Abu Hurairah RA telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam telah bersabda :
Terdapat 7 golongan yang akan mendapat lindungan arasyNya pada hari yang tiada lindungan melainkan lindungan-Nya. Pemimpin yang adil; pemuda yang masanya dihabiskan untuk beribadah kepada Allah SWT; seseorang yang hatinya terpaut pada masjid; 2 orang yang berkasih sayang, bertemu dan berpisah karena Allah Ta’ala; lelaki yang digoda oleh perempuan cantik dan berpengaruh untuk melakukan maksiat namun dia menolak dengan mengatakan ‘aku takut akan Allah’; seseorang yang bersedekah dan menyembunyikannya sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kirinya; dan seseorang yang mengingat Allah ketika sendirian sehingga mengalir air matanya karena Allah Ta’ala.” Riwayat Muslim, No.2864
Perawi Hadits:
Abu Hurairah RA dikenal bernama  `Abd al-Rahman ibn Sakhr Ad Dawsi (603 – 681). Beliau adalah salah seorang sahabat yang dikenal paling banyak merawikan hadits sejumlah lebih dari 5000 hadist. Abu Hurairah membersamai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam tidak terlalu lama ‘hanya’ 3 tahun sejak keislamannya. Selalu menyertai kemanapun ekspedisi dan perjalanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.
Masa yang singkat, tidak menghalanginya mereguk sebanyak-banyak ilmu langsung dari telaga ilmu. Mengenai hal ini, ada orang yang merasa heran bagaimana bisa dalam waktu yang singkat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam namun bisa meriwayatkan begitu banyak hadits. Abu Hurairah menjawab bahwa ketika kaum Muhajirin sibuk dengan perdagangannya, juga kaum Anshar sibuk dengan kebunnya maka dia mendedikasikan seluruh diri dan waktunya untuk agamanya. Bersama-sama Ahl al-Suffah lainnya menjadi murid dari seorang guru terbaik sepanjang zaman.
Sebutan Abu Hurairah berarti ‘Bapaknya Kucing’ diberikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam tatkala beliau melihat kepala seekor anak kucing menyembul dari balik lengan gamisnya. Memang Abu Hurairah dikenal begitu sayang dan suka bermain-main dengan kucing. Apabila dia memiliki makanan tidak segan berbagi dengan hewan jinak tersebut. Hingga makin lama jumlah kucing disekitar masjid nabi bertambah banyak.
Penjelasan atas hadist diatas, seperti yang akan disampaikan berikut ini.
7 Golongan yang akan mendapatkan perlindungan Allah :
1. Pemimpin yang Adil
Setiap diri  hakikatnya adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Selain terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan seterusnya hingga level khalifah pasti amanah tersebut akan ditanya sejauh mana pengelolaannya. Maka bergembiralah kepada para peminpin yang dapat berlaku adil, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’. (QS. Al-Maidah: 8)
2. Pemuda yang rajin beribadah
Semua aktifitas seorang muslim bisa berpotensi sebagai ibadah. Tergantung niat didalam hatinya. Allah menyukai aktifitas ibadah setiap manusia terlebih bila pelakunya adalah pemuda. Mengapa? Bukan berarti bila yang melakukannya seorang yang sudah tua, kemudian Allah tidak suka. Namun melihat potensi yang ada didalam karakter manusia, bila semakin berumur maka kecenderungan untuk mendekat kepada Tuhan-Nya semakin besar. Sedangkan pemuda merasa memiliki kelebihan kesehatan, kekuatan, intelektual dan sebagainya cenderung untuk ‘menikmati hidup’ sesuai hawa nafsu. Maka bila ada seorang pemuda dengan segala kelebihan yang melekat padanya kemudian dimanfaatkan untuk aktifitas ibadah, alangkah luar biasa, dan Allah sangat menyukai hal ini.
3. Seseorang yang hatinya terikat dengan masjid
Imam Nawawi menerangkan dalam kitabnya syarhun-nawawi lil-muslim tentang sabda Nabi: “seseorang yang hatinya terpaut kepada masjid” : yaitu orang yang sangat cinta masjid dan selalu sholat berjamaah di dalamnya, bukan siapa-siapa yang hanya sering duduk atau berdiam di masjid.
Itulah jawabannya. Yaitu orang yang selalu berusaha untuk bisa sholat berjamaah dimasjid. Siapapun itu, dimanapun ia berada, jika azan memanggil ia langsung bergegas ke masjid guna melaksanakan sholat berjamaah di masjid.
Apabila dikembangkan, termasuk juga orang-orang yang hatinya terikat dengan amalan-amalan masjid. Selain shalat juga tilawah, berbicara baik dan tidak kasar dan lain-lain.
4. 2 orang yang mencintai  karena Allah
Dalam satu hadist Rasulullah bersabda: “Allah telah mengutus malaikat bertemu seorang lelaki dalam perjalanannya ke rumah saudaranya”. Lalu malaikat bertanya “Hendak kemanakah engkau?” Dijawab “Aku hendak ke rumah saudaraku” Tanya malaikat lagi: “Untuk apa?” lelaki itu menjawab “Tidak ada maksud apapun” Ditanya lagi “Apa keperluanmu dengannya” Lalu dijawab oleh lelaki itu ” Tidak ada keperluan apapun” Ditanya lagi ”Apakah kamu berhutang padanya?” Dijawab ”tidak ada hutang” Ditanya lagi ”Apa tujuanmu?” Lelaki itu menjawab ”Aku mencintainya karena Allah.” Berkata malaikat “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepadamu untuk memberitahu bahwa karena kecintaanmu kepadanya maka ALLAH telah mengizinkan kamu memasuki syurga-NYA.” (Riwayat Muslim)
Perasaan sayang dan kasih terhadap orang lain bukan karena ada tujuan lain. Bukan untuk memikat anak gadisnya atau hartanya, namun hanya mengharap keridhaan Ilahi. Karena Allah lah hubungan ini dieratkan.
5. Pemuda yang dirayu untuk berzina namun menolak
Sulaiman bin Yasir adalah seorang lelaki gagah dan tampan. Suatu hari, ia bersama seorang kawannya berniat pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Di suatu tempat, singgahlah mereka untuk berehat dengan mendirikan kemah. Dia tinggal di kemah sementara kawannya pergi berbelanja.
Dalam keadaan dia bersendirian, tiba-tiba datang di hadapan Sulaiman seorang wanita cantik, seraya berkata: “Beri saya….”
Segera Sulaiman berganjak mengambil makanan, lalu diberikannya kepada wanita itu. Tetapi alangkah terkejutnya Sulaiman atas jawaban wanita itu: “Saya tidak menginginkan makanan. Saya inginkan bagian dari lelaki yang biasa ia berikan kepada isterinya.”
Mendengar itu Sulaiman tersentak. Lalu ia berkata, “Engkau telah dipersiapkan iblis untuk menggodaku.”
Betapa gelisahnya hati Sulaiman. Ia menunduk dan meletakkan kepalanya antara dua lutut sambil menangis. Melihat keadaan demikian, gadis penggoda itu segera berlalu meninggalkan Sulaiman. Tak lama kemudian terdengar langkah temannya datang. Mata sembab Sulaiman belum sempat terhapus.
“Ada apakah gerangan wahai Sulaiman?” tanyanya.
“Aku teringat puteriku,” kata Sulaiman mencoba berbohong.
“Tidak mungkin. Demi Allah, engkau pasti menyembunyikan sesuatu,” bujuk si teman. Kerana didesak terus, akhirnya Sulaiman menceritakan kejadian yang baru saja terjadi. Aneh, temannya yang mendengar cerita itu malah menangis terisak-isak. Sulaiman heran dan tertanya-tanya.
“Mengapa engkau menangis juga?” tanya Sulaiman.
“Saya lebih layak menangis daripada engkau. Saya berfikir bahwa seandainya saya yang mendapat ujian itu, seandainya saya yang berada di kemah ketika itu, entah apa yang terjadi,” ucapnya.
Kemudian sampailah Sulaiman di kota Makkah, bertawaf dan bersa’i di Kaabah. Ketika telah letih dan lelah, ia berbaring di sudut ruangan berselimutkan pakaiannya sendiri. Dalam tidurnya ia bermimpi bertemu lelaki tampan, wangi pula baunya. Ia berkata kepada lelaki itu: “Siapakah Tuan? Semoga tuan mendapat curahan rahmat.”
“Aku Yusuf As-Siddiq,” jawabnya.
“Sungguh, engkau mengagumkan wahai Nabi…. Engkau menang melawan godaan isteri Tuanmu,” kata Sulaiman.
“Sesungguhnya keteguhan engkau terhadap rayuan gadis itu mengagumkan pula!” Jawab Yusuf dalam mimpi itu.
Mimpinya itu menandakan bahwa Sulaiman akan dikumpulkan bersama-sama Nabi Yusuf yang berjaya menolak godaan wanita cantik.
6. Yang bersedekah dengan sembunyi
Berikut kisah tentang memberi shadaqah secara sembunyi yang luar biasa hikmahnya.
Ada seorang yang berniat untuk bersedekah sembunyi-sembunyi. Pada malam hari yang gelap, dia keluar. Dilihatnya ada seorang wanita di jalan. Ia berpikir, wanita ini pastilah sedang kesusahan karena malam-malam masih diluar rumah. Diberikanlah bungkusan uang itu dengan cepat sambil berlalu.
Esoknya kampung itu ribut , ada seorang pelacur mendapatkan bungkusan uang yang diberikan oleh orang tak dikenal. Maka orang itupun bergumam, “Subhanallah!! Salah beri, aku kira dia wanita susah, ternyata pelacur.” Namun ia tidak putus asa, dikumpulkannya lagi uang untuk shadaqah.
Kali ini ia tidak mau tertipu. Pada suatu malam, kembali ia beraksi. Dilihatnya seorang laki-laki yang sedang duduk diam disuatu tempat yang gelap. “Ini pasti orang yang susah,” gumamnya. Dilemparkannya bungkusan uang sedekah itu, lalu ia bergegas pergi.
Kembali pagi harinya terdengar kabar gempar. Seorang pencuri mendapatkan sebungkus uang. Malam itu ia tengah menyusun strategi sendirian untuk mencuri. Nyatanya , belum sempat melakukan aksinya, malah ia mendapatkan uang dengan jumlah yang amat besar.
Tak berputus asa, ia kumpulkan lagi uang sedekah. “Ya Rabb, ini yang terakhir. Kalau sedekah ini masih saja tidak tertuju kepada mustahiq. Selesailah, Ya Rabb. Aku tidak mampu lagi.”
Malam itu ia melihat seorang orang tua tengah tertatih-tatih. “Wah, ini orang yang pasti berhak atas sedekahku. Pasti dia orang susah,” katanya dalam hati. Dilemparkan uang itu, seraya berkata ”Ini untukmu.” Dan ia pun pergi dengan cepat sambil menutupi wajahnya.
Pagi harinya terjadi kegemparan lagi, orang tua renta yang dikenal paling kaya dan paling kikir di kampung itu mendapat uang”kaget” semalam.
Mendengar kabar tersebut, si pelaku sedekah sembunyi-sembunyi ini berkata “Ya Rabb, yang pertama pelacur, yang kedua pencuri dan yang ketiga orang tua paling kaya dan paling kikir di kampungnya. Apa arti perbuatanku ini?” Ia pun memilih diam, seraya mengikhlaskan apa yang telah dilakukannya.
Waktu berjalan, hingga sekian tahun kemudian. Allah Subhanahu WaTa’ala membuka rahasia perbuatan orang tersebut, dengan tersampaikannya kabar dua orang bersaudara yang menjadi ulama besar. Murid keduanya mencapai puluhan ribu orang, dan si pelaku sedekah termasuk orang yang mengaji dengan ke dua ulama adik kakak itu. Ternyata, dua ulama bersaudara itu anak mantan pelacur yang dulunya menerima sedekah di malam hari.
Si ibu melacur untuk menafkahi anaknya. Ketika tiba-tiba mendapatkan uang, ia bertaubat dan menjadikan harta itu untuk menyekolahkan kedua anaknya hingga alim dan akhirnya menjadi ulama besar.
Tidak lama kemudian ia dengar ada seorang wali shalih wafat, yang diantar jenazahnya oleh ribuan orang. Siapa wali yang shalih itu? Ternyata dia dulunya pencuri yang mendapatkan sedekah sembunyi-sembunyinya.
Malam itu ketika hendak mencuri ia berdoa kepada Allah ” Ya Rabb, beri aku keluhuran. Kalau aku dapat rizqi malam ini aku akan taubat.” Tatkala ada yang melempar bungkusan uang itu, segeralah ia bertaubat sesuai dengan janjinya. Ia memperbaiki diri dari segala kesalahan yang diperbuatnya, beribadah dengan setekun-tekunnya, beristiqamah dengan ucapan dan tindakannya, hingga Allah Ta’ala mengangkatnya menjadi orang yang shalih.
Terakhir ia mendengar kabar tentang orang kaya namun kikir. Orang itu telah wafat. Semenjak kejadian malam itu, dia tersadar dan sebelum meninggal berwasiat untuk memberikan seluruh hartanya bagi baitul maal dan penyantunan anak yatim. Orang tua yang kikir itu merasa malu dan merenung masih ada yang menyedekahinya walaupun ia sudah kaya. Subhanallah
7. Menangis karena Allah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
~WaAllahu A’lam bishshawwab~

0 komentar:

Posting Komentar