RSS
Facebook
Twitter

Kamis, 28 Agustus 2014

Sebelum Tragedi Bintaro II, Asisten Masinis: Hati-hati Tabrakan!

  •  Peristiwa
  •  
  •  0
  •  
  •  10 Des 2013 04:43
Tragedi kecelakaan maut di kawasan Bintaro kembali terulang, kali ini tabrakan hebat terjadi antara Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang dengan sebuah truk gandeng berisi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melintas di Jalan Bintaro Permai 3, Jakarta Selatan, pada Senin (9/12/2013) siang.

Kereta Commuter Line yang dinahkodai oleh Darman Prasetyo akhirnya terguling 2 gerbong di depannya setelah berbenturan langsung dengan truk yang berisi 24 kiloliter BBM itu. Tak pelak, 2 gerbong kereta di bagian depan hangus terbakar setelah truk tersebut meledak ketika tertabrak kereta.

Effendi (54), salah satu penumpang di KRL itu masih teringat bagaimana detik-detik sebelum kecelakaan tersebut terjadi. Dia menuturkan pada saat kejadian, dirinya berada di dalam gerbong yang sama dengan masinis. Lebih tepatnya dia berada di belakang pintu tempat Darman Prasetyo dan asistennya mengemudikan kereta.

Bagaimana tidak, sebelum mulut kereta menabrak truk, asisten masinis sempat memberitahunya bahwa KRL sebentar lagi bakal menabrak. Seketika dirinya melihat ke arah kaca masinis dan melihat truk tangki menghalangi laju KRL.

"Lima detik habis asisten masinis itu kasih tahu saya bakal ada tabrakan "hati-hati bu, mau tabrakan", habis itu, terjadi lah tabrakan," kata Effendi yang ditemui ruang Kenanga, Rumah Sakit Dr Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013).

Tak ada respon yang berarti dari asisten masinis jelang peristiwa maut itu terjadi. Effendi mengatakan masinis dan asistennya tetap diam di ruangan dan terlihat pasrah. "Seharusnya kan, pas sudah dari jauh lihat ada truk, bisa saja mereka lari ke belakang buat nyelamatin diri. Tapi ini kan enggak. Mereka tetap diam di ruangannya. Mungkin mereka tidak mau penumpang lain panik," ucap Effendi.

Brak!!!, akhirnya kereta pun menabrak truk itu. Suasanya mencekam dialami Effendi pada saat itu. Effendi melihat kobaran api mengelilingi gerbong. Asap hitam pekat pun langsung mengelilingi ruangan dalam gerbong. Tak hanya itu, Effendi pun sempat tertindih oleh penumpang lainnya yang berada di dalam gerbong. Beruntung, dirinya bisa melepaskan diri.

"Cuma ada asap hitam yang masuk. Api tetap di luar. Habis tabrakan itu, suasananya kacau. Ada sekitar lima menit saya ketindihan sama penumpang-penumpang lain," jelas Effendi.

Setelah 5 menit berada dalam kekacauan itu, Effendi dan penumpang lain berhasil keluar melalui jendela yang telah dipecahkan. "Pintu gerbong ngga bisa kebuka setelah nabrak. Akhirnya saya sama penumpang lainnya ditolong warga. Warga juga paksa bukain pintu dan jendela," tambahnya.

Meski mengalami peristiwa yang membuatnya syok, namun Effendi mengaku akan tetap akan menggunakan kereta api. Menurutnya musibah yang menimpa dirinya bisa saja dialami oleh orang lain. "Saya tetap mau gunakan KRL, kalau musibah gini semua orang juga bisa kena dimana saja. Mau di kereta, di mobil, semua bisa," tutupnya. (Fiq/Adi)

0 komentar:

Posting Komentar