Hukum Perbandingan Tetap (Artikel Lengkap)
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap yang terkadang disebut hukum
Proust, menyatakan bahwa senyawa kimia selalu mengandung unsur-unsur
dengan perbandingan massa yang sama. Hal ini sesuai dengan hukum
komposisi konstan, yang menyatakan bahwa semua senyawa kimia memiliki
komposisi unsur yang sama dengan massanya. Hukum perbandingan tetap
merupakan bagian dari hukum-hukum dasar kimia. Bersama dengan hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan tetap membentuk dasar dari stoikiometri.
1. Sejarah Hukum Perbandingan Tetap
Penelitian tentang hukum perbandingan tetap pertama kali dilakukan oleh
seorang kimiawan berkebangsaan Perancis Joseph Proust di antara tahun
1798 sampai tahun 1804. Namun, pada akhir abad ke-18, konsep senyawa
kimia belum sepenuhnya dikembangkan. Bahkan ketika pertama kali hukum
ini diusulkan, hukum ini menjadi pernyataan kontroversial dan ditentang
oleh kimiawan lainnya, terutama kerabat Proust yang bernama Claude Louis
Berthollet, yang menyatakan bahwa unsur dapat digabungkan dengan
proporsi apapun. Perdebatan ini menunjukkan bahwa pada saat itu
perbedaan senyawa kimia murni dan campuran belum sepenuhnya
dikembangkan.
Hukum perbandingan tetap menjadi dasar teoritis yang kuat. Teori atom
yang dijelaskan oleh John Dalton dimulai pada tahun 1803, yang
menjelaskan masalah yang terdiri dari atom diskrit, bahwa ada satu jenis
atom untuk setiap elemen. Dan juga ada senyawa yang terbuat dari
kombinasi dari berbagai jenis atom dalam proporsi yang tetap.
2. Percobaan Proust
Pada tahun 1799 Proust menemukan bahwa senyawa tembaga karbonat baik
yang dihasilkan melalui sintesis di laboratorium maupun yang diperoleh
di alam memiliki susunan yang tetap
Hukum ini mematahkan pendapat Archimedes yang dipakai ahli kimia dari
Arab sampai Eropa selama ratusan tahun, bahwa senyawa hanyalah asal
campur dengan perbandingan asal. Walaupun jauh setelahnya ditemukan
kesalahan yang amat kecil, hukum ini membuka jalan pengembangan reaksi
senyawa pada kimia modern.
Bunyi hukum Proust adalah: “perbandingan massa unsur-unsur pembentuk
senyawa selalu tetap, sekali pun dibuat dengan cara yang berbeda”.
Sebagai contoh, perbandingan massa hidrogen dengan oksigen dalam air
adalah 1:8, tidak bergantung pada jumlah air yang dianalisis. Hal itu
juga berarti bahwa massa hidrogen yang bereaksi dengan oksigen membentuk
air adalah 1:8. Apabila hidrogen direaksikan dengan oksigen tidak
dengan perbandingan 1:8 maka salah satu diantaranya akan bersisa.
3. Senyawa Stoikiometri Bebas
Perlu diketahui bahwa sekalipun hukum ini amat berguna dalam dasar-dasar
kimia modern, hukum perbandingan tetap tidak selalu berlaku untuk semua
senyawa. Senyawa yang tidak mematuhi hukum ini disebut senyawa
non-stoikiometris. Perbandingan massa unsur-unsur pada senyawa
non-stoikiometris berbeda-beda pada berbagai sampel. Misalnya oksida
besi wüstite, memiliki perbandingan antara 0.83 hingga 0.95 atom besi
untuk setiap atom oksigen. Proust tidak mengetahui hal ini karena
peralatan yang ia gunakan tidak cukup akurat untuk membedakan angka ini.
Selain itu, hukum Proust juga tidak berlaku untuk senyawa-senyawa yang
mengandung komposisi isotop yang berbeda. Komposisi isotop dapat berbeda
sesuai sumber dari unsur yang membentuk senyawa tersebut. Perbedaan ini
dapat digunakan untuk penanggalan secara kimia, karena proses-proses
astronomis, atmosferis, maupun proses dalam samudera, kerak bumi dan
Bumi bagian dalam kadang-kadang memiliki kecenderungan terhadap isotop
berat ataupun ringan. Perbedaan yang diakibatkan amat sedikit, namun
biasanya dapat diukur dengan peralatan modern. Selain itu, hukum Proust
juga tidak berlaku pada polimer, baik polimer alami maupun polimer
buatan
0 komentar:
Posting Komentar