RSS
Facebook
Twitter

Senin, 15 September 2014

Para Perempuan ini Senang Dipukul Hingga Terluka

Ayunan tongkat tak berhenti.  Jerit dan suara hantaman menjadi ritme yang berulang setiap batang kayu keras meninggalkan memar di kulit yang hitam. Sang Pria bagai kesurupan menghajarkan tongkatnya di sekujur tubuh sang perempuan. Tapi tak ada tangis mohon ampun dari mulutnya, melainkan permintaan agar terus memukul. Sampai darah menetes, bercampur debu merah di Omo River Valley.

Anda - khususnya kaum perempuan, mungkin terkesiap dan merasa perih membaca kisah 'penyiksaan' tersebut. Hal ini sangat bertentangan dengan kesadaran modern yang sangat melindungi hak kaum perempuan.
Bagaimanapun, inilah tradisi suku Hamar di Etiopia. Mereka hidup di sebuah alam yang panas, gersang dan tandus. Jika mengutip hukum seleksi alam, hanya yang kuat akan bertahan. Budaya suku Hamar akrab dengan kerasnya tantangan alam. 

Berdasar pada laporan fotografer Perancis Eric Lafforgue yang foto-fotonya terpampang di sini, kaum pria boleh memiliki istri lebih dari satu. Bagi perempuan Hamar, pemukulan tidak hanya bagian dari ritual inisiasi - tetapi juga lazim dalam kehidupan sehari-hari sampai setidaknya dua anak telah lahir.

"Para wanita Hamar yang bukan istri pertama mengalami kehidupan yang benar-benar keras, dan mereka lebih seperti budak daripada istri," ungkap Lafforgue. Istri ke-2 dan seterusnya bertanggungjawab pada kebutuhan air bagi keluarga dan tanaman di ladang.
 

0 komentar:

Posting Komentar