Era Kenozoikum
Era Kenozoikum dimulai pada 66 juta tahun yang lalu,[3] dan terbagi ke dalam periode Paleogen, Neogen, dan Kuarterner. Mamalia dan burung mampu bertahan dari peristiwa kepunahan Kaput-Tersier yang membunuh dinosaurus dan banyak bentuk kehidupan lainnya, dan era ini merupakan era ketika mahluk hidup melakukan diversifikasi ke dalam bentuk kehidupan modern.Diversifikasi mamalia
Mamalia telah ada sejak akhir periode Trias, tapi sebelum peristiwa kepunahan Kaput-Tersier mereka berukuran kecil. Selama era Kenozoikum, mamalia cepat terdiversifikasi karena dinosaurus dan hewan besar lainnya telah punah, sedangkan yang sintas berkembang menjadi banyak ordo modern. Dengan banyaknya reptil laut yang telah punah, beberapa mamalia mulai hidup di lautan dan menjadi cetacea. Mamalia lainnya menjadi felidae dan canidae, predator yang cepat dan tangkas. Iklim global lebih kering pada era Kenozoikum menyebabkan perluasan padang rumput dan evolusi mamalia yang memakan rumput serta berkuku seperti equidae dan bovidae. Beberapa mamalia arboreal menjadi primata; salah satu keturunannya lalu berkembang menjadi manusia modern.Evolusi manusia
Kera Afrika kecil yang hidup sekitar 6 juta tahun lalu merupakan animalia yang keturunannya meliputi manusia modern dan kerabat terdekat mereka, para simpanse.[92]:100–101 Hanya dua garis keturunan dalam silsilahnya yang memiliki keturunan sintas. Tak lama setelah percabangan keturunan—oleh alasan yang masih belum pasti—para kera pada salah satu cabang mengembangkan kemampuan untuk berjalan dengan dua kaki.[92]:95–99 Ukuran otak bertambah secara cepat, dan pada 2 juta tahun lalu, hewan pertama yang terklasifikasikan dalam genus Homo muncul.[123]:300 Pada sekitar masa yang sama, garis keturunan lainnya bercabang menuju leluhur simpanse dan leluhur bonobo sebagaimana evolusi juga berlanjut serentak pada segala bentuk kehidupan.[92]:100–101Kemampuan mengontrol api boleh jadi dimulai oleh Homo erectus (atau Homo ergaster), sekurang-kurangnya sekitar 790.000 tahun lalu[139] namun ada kemungkinan lebih jauh lagi sekitar 1,5 juta tahun lalu.[92]:67 Penemuan dan penggunaan api bisa jadi mendahului Homo erectus. Kemungkinan besar api digunakan oleh hominid Paleolitik Hulu (Oldowan) purba seperti Homo habilis atau australopithecine seperti Paranthropus.[140]
Melacak asal mula bahasa merupakan hal sulit; tidak jelas apakah Homo erectus dapat berbicara ataukah kemampuannya belum muncul sebelum keberadaan Homo sapiens.[92]:67 Seiring dengan pertambahan ukuran otak, persalinan terjadi lebih dini, sebelum kepala bayi terlalu besar untuk melewati pelvis. Akibatnya, mereka mengalami neuroplastisitas berlebih, sehingga memiliki banyak kapasitas untuk belajar dan membutuhkan periode ketergantungan yang lebih lama. Kecakapan sosial menjadi lebih kompleks, bahasa menjadi lebih berkembang, dan peralatan kian diperbagus. Hal ini berperan dalam perkembangan hubungan sosial dan intelektual lebih lanjut.[141]:7 Manusia modern (Homo sapiens) dipercaya mulai ada sejak 200.000 tahun lalu—atau lebih jauh lagi—di benua Afrika; fosil tertua yang ditemukan telah terukur berasal dari masa 160.000 tahun lalu.[142]
Manusia pertama yang menunjukkan tanda-tanda spiritualitas adalah manusia Neanderthal (biasanya diklasifikasikan sebagai spesies berbeda tanpa keturunan sintas); mereka mengubur rekannya yang meninggal, seringkali dengan jejak makanan atau peralatan.[143]:17 Lain dari itu, bukti sistem kepercayaan yang lebih maju, seperti lukisan gua oleh manusia Cro-Magnon (mungkin mengungkapkan signifikansi religius atau bahkan sihir)[143]:17–19 belum ada sebelum 32.000 tahun lalu.[144] Manusia Cro-Magnon juga menciptakan artefak patung batu seperti Venus dari Willendorf, kemungkinan besar mengungkapkan kepercayaan religius.[143]:17–19 Pada masa 11.000 tahun lalu, Homo sapiens mencapai ujung selatan Amerika Selatan, benua tak berpenghuni yang terakhir (kecuali Antarktika, yang belum pernah dijamah sebelum tahun 1820 Masehi).[145] Penggunaan perkakas dan komunikasi terus berkembang, dan hubungan interpersonal semakin berseluk-beluk.
0 komentar:
Posting Komentar