Pengaruh Kepadatan Populasi Terhadap Lingkungan
Biologi SMP Kelas 7 : Pengaruh Kepadatan Populasi Terhadap Lingkungan
Semua kebutuhan manusia dipasok dari lingkungan yang merupakan sumber daya alam.Sumber daya alam
adalah segala sesuatu yang dapat diperoleh dari lingkungan untuk
keperluan manusia. Semakin meningkat jumlah popolasi semakin banyak
sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh:
kebutuhan pangan, kebutuhan air bersih, kebutuhan udara bersih dan
kebutuhan lainnya. Apabila jumlah populasi meningkat akan timbul
berbagai masalah, misalnya kepadatan arus lalu Lintas yang mengakibatkan
udara terjadi pencemaran, banyak lahan pertanian dijadikan pemukiman
penduduk akibatnya terjadi perkampungan yang kumuh, dan ahkirnya air
bersih ikut menjadi permasalahan. Apabila hal ini dibiarkan maka akan
terjadi penurunan kwalitas lingkungan yang nantinya juga akan merusak
lingkungan. Untuk itu dibutuhkan manusia-manusia yang sadar lingkungan.
Beberapa hal yang mempengaruhi populasi manusia, yaitu:
- Kelahiran atau natalitas, kepadatan populasi akan bertambah. Angka kelahiran diperoleh menghitung jumlah kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun
- Kematian atau mortalitas, kepadatan populasi akan berkurang. Angka kematian diperoleh menghitung jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
- Imigrasi, adanya penduduk yang datang akan menambah kepadatan populasi.
- Emigrasi, adanya penduduk yang pindah atau pergi akan mengurangi kepadata populasi.
Kepadatan penduduk
dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya
tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan.
Hal ini menimbulkan permasalahan social, ekonomi, keamanan,
kesejahteraan, ketersediaan lahan, air bersih, kebutuhan pangan, dan
dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Coba perhatikan tingkat
pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah
pedesaan dengan daerah perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di kota
lebih tinggi. Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang
berkaitan
dengan kehidupan penduduk berikut ini.
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara
bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia.
Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk
berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman,
alat transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar
fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi
dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan
oksigen semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap
wilayah gencar mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai
penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk
menurunkan tingkat pencemaran udara.
2. Ketersediaan Pangan
Untuk
bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah
populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin
banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan
bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan.
Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan
pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya
pangan dari desa. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula
kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay on The Principle of Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitung. Jadi
semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan
pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan perlu digalakkan.
Penduduk yang kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada fungsi
kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia,
dan beri-beri.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan
penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan
sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan
memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan
sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering
dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian.
Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan
itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat
seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.
4. Ketersediaan Air Bersih
Meskipun
2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat
digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang
terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih
dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi kebutuhan
penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang
meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang
dihasilkan.
Pembuatan
sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan
mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu, kawasan
pemukiman padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan
terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat
oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah,
sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui
permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama
semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air
bersih
5. Pencemaran lingkungan
Aktivitas
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak
buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan
dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk
memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan
gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik
tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis
kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas
seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak
terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan
tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di
hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan
kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.
0 komentar:
Posting Komentar